Minggu, 19 Oktober 2014

Mengajarkan Anak Tentang Adab-Adab Islami



Sudah menjadi kewajiban para orangtua untuk mengajarkan anak-anaknya tentang Islam dan mendidik untuk mengamalkannya sebagai bentuk realisasi dari firman Allah Ta'ala:

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." (QS. At Tahrim: 6)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Umar radhiallahu 'anhu)

Mendidik anak untuk mengenal adab-adab Islami sudah bisa dilakukan (bahkan harus) diajarkan sejak usia bayi. Pada umumnya bayi usia 12 bulan atau mulai 14 bulan sudah mulai memperhatikan apa yang dilakukan orangtuanya dan sang bayi akan mencoba untuk mengikuti gerakannya. Bahkan cara bicara pun akan untuk diikuti. Naaah saat-saat inilah kesempatan bagi orangtua untuk memberikan contoh- contoh adab Islami dan menghindarkan dari segala perilaku dan perkataan yang buruk karena yang baik maupun buruk dari gerakan dan perkataan orangtua, bayi akan mencoba untuk mengikutinya.

Telah tsabit bahwasanya bayi memiliki hati dan perilaku yang baik semenjak dilahirkan. Maka peran orangtuanya lah yang menjadikannya kelak memiliki adab yang baik atau yang buruk.


“Tidaklah seorang anak dilahirkan melainkan di atas fitrah, kedua orangtuanyalah yang mengubahnya menjadi seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Sebagian kaum Muslimin yang memang masih awam pemahaman agamanya cenderung mengajari bayi mereka tentang hal yang mereka anggap baik padahal buruk di mata Allah Subhanahu wata'ala. Sehingga amat sangat disayangkan bayi yang masih polos diajarkan berjoget dan bernyanyi. Hingga ketika dikatakan, "gimana jogetnya?" ketika mendengar musik sang bayi spontan berjoget, atau mengucapkan, "kaciaaan dech lo!" sambil menggerakkan telunjuk dari atas ke bawah di depan hidung. Wallahul musta'an.
Di sini saya akan beri contoh sedikit dari perkara-perkara adab Islami yang bisa diajarkan kepada bayi meskipun hanya gerakan dan ucapan. Bertujuan agar bayi bangga dengan peradaban yang tinggi dari ajaran Islam dan tidak mengikuti tingkah laku orang-orang kuffar.

1. Adab memakai pakaian. Ajarkanlah sejak bayi untuk memulai mengenakan pakaian dari sebelah kanan.

Aisyah Radhiallaahu 'anha di dalam haditsnya berkata: "Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam suka bertayammun (memulai dengan yang kanan) di dalam segala perihalnya, ketika memakai sandal, menyisir rambut dan bersuci'. (Muttafaq'-alaih).

Ajarkan pula untuk membiasakan pakaian Muslim, misal buatkan gamis atau jubah untuk bayi laku-laki dan celana di atas mata kaki Karena Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda : "Apa yang berada di bawah kedua mata kaki dari kain itu di dalam neraka" (HR. Al-Bukhari). Adapun untuk bayi perempuan adalah gamis plus jilbab agar mereka terbiasa berpakian Islami. Hindarkan dari pakaian bergambar makhluk hidup dan carikan motif kotak-kotak atau garis-garis atau kembang atau motif mobil-mobilan dan sebagainya selain manusia dan binatang.


2. Belajar adzan. Coba diajarkan agar bayi suka mendengar adzan dan ia tahu bahwa suara adzan adalah lafalnya seperti itu. Kita peragakan dengan gerakan menempelkan tangan di telinga. Maka jika sewaktu-waktu terdengar adzan dari masjid atau radio dengan serta merta gerakan reflek si bayi akan spontan menempelkan tangan ke telinga memberitahu kita bahwa ada yang adzan. Subhanallah.


3. Belajar sholat. Biasakan kita untuk sholat dalam keadaan sepengatahuan bayi. (Inilah hikmah dari rumah yang mungil..ihiks.) sehingga bayi sudah hapal gerakan sholat dari takbiratul ihram, bersedekap, ruku, sujud. Maka kalau kita katakan, "bagaimana sholatnya, sayang?" ketika kita ucapkan, "Allaahu akbar" dengan spontan bayi akan membuat gerakan takbir, bersedekap, lalu ruku, dan sujud. subhanallah.

4. Belajar berdoa. Hal ini bisa dilakukan dengan selalu berdoa dalam keadaan sepengatahuan bayi. Kita praktikkan berdoa dengan cara mengangkat kedua tangan dan menempelkan keduanya. Maka kalau kita katakan, "yuk kita berdoa, sayang?" maka dengan gerakan spontan bayi akan membuat gerakan berdoa. Subhanallah.

5. Ucapkan salam dan cium tangan. Perkara cium tangan (salim) adalah adat kebiasaan masyarakat untuk menghormati orangtua. Tidak mengapa dipraktikkan karena tidak menyalahi syariat dan sudah dipahami masyarakat untuk menghormati orang tua. Maka biasakan ketika abi mau kerja, abi mengucapkan salam dan umi menjawabnya lalu salim terlebih dahulu yang diikuti bayi, demikian pula ketika abi pulang kerja, ucapkan salam sebelum masuk rumah dan umi menjawabnya lalu salim terlebih dahulu yang diikuti bayi. Sehingga bayi akan terbiasa mendengarkan salam dan cium tangan kepada orangtua misal eyangnya, mbahnya, om, pakde, tante, atau bude dan selainnya. Allah Tabaroka wata'ala berfirman,

"Maka apabila kamu memasuki rumah-rumah hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat (Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (QS. An Nuur: 61)

6. Buang air. Naah ini perkara penting yang harus diajarkan sejak dini. Biasakan bayi pipis di kamar mandi, tidak boleh pipis dengan cara ngompol. Biasakan sebelum bayi bobo malam ajak dia ke kamar mandi untuk pipis, buka celananya dan ucapkan, "sss...sss...sss" insya Allah pipisnya akan keluar. Langsung dicebok ya, karena adab dalam Islam adalah cebok setelah pipis agar kemaluannya suci. Setelah itu biasakan bayi cuci tangan dan cuci kaki. Demikian juga ketika bangun bobo langsung kita bawa ke kamar mandi untuk pipis, buka celananya dan ucapkan, "sss...sss...sss" insya Allah pipisnya akan keluar, cebok, cuci tangan dan cuci kaki. Maka bayi ndak akan ngompol.


Ajarkan bayi doa masuk ke kamar mandi dengan kita mengeraskan bacaannya supaya ia mendengar,

“Dengan namamu, Yaa Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari godaan syaitan laki-laki dan perempuan”.


Dan doa keluar dari kamar mandi,

“Aku minta ampun kepadaMu”.

Dan dengan spontan akan tumbuh dengan sendirinya pemikiran bayi bahwa pipis harus di kamar mandi. Hingga ketika bayi merasakan akan pipis ia akan berceloteh (kan blm bisa ngomong) sambil menunjuk kemaluannya, ini menandakan ia mau pipis, dan segeralah kita bawa ke kamar mandi. Pola pikir seperti ini akan terus ada bila ziaroh ke rumah saudara-saudaranya yang lain. Subhanallah.

7. Adab maem dan mimik. Di sini bayi bisa kita biasakan untuk maem dan mimik dengan tangan kanan. Ini adalah sunnah untuk maem dan mimik dengan tangan kanan dan ancaman menyelisihinya.

Dari Salamah bin Al-Akwa', bahwasanya seseorang pernah makan di sisi Rasulullah dengan tangan kirinya. Maka beliau berkata: "Makanlah dengan tangan kananmu!" Orang itu berkata: "Saya tidak bisa." (Maka) beliau berkata: "Kamu tidak akan bisa." Tidak ada yang menghalangi orang tersebut (untuk makan dengan tangan kanannya) melainkan hanya kesombongan.

 Berkata (Salamah bin Al-Akwa'): "Maka orang itu pun (akhirnya) tidak bisa mengangkat tangan (kanan)nya ke mulutnya." (HR. Muslim no.2021)

Jika terkadang bayi suka maem biscuit nya sendirian ia sudah terbiasa memegang biscuitnya dengan tangan kanan mungilnya. Subhanallah.

Kemudian, biasakan untuk mengucapkan "bismillah" ketika menyuapi bayi. Sehingga bayi sering mendengar kalimat tersebut dan suatu saat jika ia sudah bisa berbicara akan spontan mengucap "bismillah" sebelum maem dan mimik. Subhanallah.

8. Adab sebelum bobo dan bangun dari bobo. Hal ini bisa diajarkan ketika bayi mau bobo malam agar ia terbiasa mendengarkan lafal doa sebelum bobo dan suatu saat bisa cepat menghapalnya:

“Dengan namaMu, ya Allah! Aku mati dan hidup.” Lalu meniup kedua telapak tangannya dan mengusapinya dari ujung kepala kepada sampai mata kaki.

Dan ketika bangun bobo baca doa:
“Segala puji bagi Allah, yang membangunkan kami setelah ditidurkanNya dan kepadaNya kami dibangitkan.”

Demikianlah contoh-contoh untuk mengajarkan adab Islami kepada bayi kita, dan di sana masih banyak lagi adab-adab Islami yang lainnya. Dan sering-seringlah memberikan pujian kepada bayi apabila ia mempraktikkan suatu gerakan yang baik dengan misalnya ucapan, "anak pintaaar" atau "anak shaaliiiih" dan semacamnya berupa doa-doa yang sering kita berikan sambil membelai rambutnya, "Baarokallaahu fiik" atau "Hadakallaah" atau "ashlahakallah".

Oh ya, biasakan yach bayi bangun pagi sebelum jam 6.00 WIB dan langsung pakpung (mandi). karena sebagai pembelajaran nanti dia dewasa untuk sholat shubuh bersama abi di masjid. Kalau bayi pakpung siang maka akan membiasakan ia malas pakpung pagi. Dan tentu saja abi dan umi memberi teladan untuk mandi pagi sebelum sholat shubuh dan bagi abi sholat shubuh berjamaah di masjid.


Taklim rutin

Ajaklah bayi untuk menghadiri kajian rutin Ahlus Sunnah sehingga ia akan terbiasa mendengarkan kajian Islam dan bertemu dengan temen-temannya sesama bayi. Demikian pula setiap hari perdengarkanlah ia suara rekaman kajian via kaset atau mp3 agar ia sudah terbiasa mendengarkan kajian Islam, murottal (bacaan Al Quran) dan jauh darinya suara-suara musik seruling syaithan. Kan ada tuch mp3 Al Quran anak-anak, seperti si kecil Ahmad Saud, Muhammad Thoha Al Junayd, atau tadarus anak-anak bersama Al Minsyawi.


Yang perlu dipahami adalah bahwasanya usia bayi adalah usia pembelajaran yang siap untuk menerima segala pelajaran. Makanya inilah saatnya memberikan anak pemahaman yang benar tentang adab-adab Islami. Jangan pernah mengatakan, "jangan" atau "tidak" kepada anak karena hanya akan membentuk sebuah pola diktator. Namun berilah jawaban, "Sayang, kalau kamu melakukan ini akan berakibat ini dan itu, begini saja yach" Lalu berilah ia pengganti atau solusi yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar