Sudah
menjadi kewajiban para orangtua untuk mengajarkan anak-anaknya tentang Islam
dan mendidik untuk mengamalkannya sebagai bentuk realisasi dari firman Allah
Ta'ala:
"Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka." (QS. At Tahrim: 6)
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
“Setiap
kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Umar radhiallahu 'anhu)
Mendidik
anak untuk mengenal adab-adab Islami sudah bisa dilakukan (bahkan harus)
diajarkan sejak usia bayi. Pada umumnya bayi usia 12 bulan atau mulai 14 bulan
sudah mulai memperhatikan apa yang dilakukan orangtuanya dan sang bayi akan
mencoba untuk mengikuti gerakannya. Bahkan cara bicara pun akan untuk diikuti.
Naaah saat-saat inilah kesempatan bagi orangtua untuk memberikan contoh- contoh
adab Islami dan menghindarkan dari segala perilaku dan perkataan yang buruk
karena yang baik maupun buruk dari gerakan dan perkataan orangtua, bayi akan
mencoba untuk mengikutinya.
Telah
tsabit bahwasanya bayi memiliki hati dan perilaku yang baik semenjak
dilahirkan. Maka peran orangtuanya lah yang menjadikannya kelak memiliki adab
yang baik atau yang buruk.
“Tidaklah seorang anak dilahirkan melainkan di atas
fitrah, kedua orangtuanyalah yang mengubahnya menjadi seorang Yahudi, Nashrani,
atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Sebagian
kaum Muslimin yang memang masih awam pemahaman agamanya cenderung mengajari
bayi mereka tentang hal yang mereka anggap baik padahal buruk di mata Allah
Subhanahu wata'ala. Sehingga amat sangat disayangkan bayi yang masih polos
diajarkan berjoget dan bernyanyi. Hingga ketika dikatakan, "gimana jogetnya?"
ketika mendengar musik sang bayi spontan berjoget, atau mengucapkan,
"kaciaaan dech lo!" sambil menggerakkan telunjuk dari atas ke bawah
di depan hidung. Wallahul musta'an.
Di
sini saya akan beri contoh sedikit dari perkara-perkara adab Islami yang bisa
diajarkan kepada bayi meskipun hanya gerakan dan ucapan. Bertujuan agar bayi
bangga dengan peradaban yang tinggi dari ajaran Islam dan tidak mengikuti
tingkah laku orang-orang kuffar.
1.
Adab memakai pakaian. Ajarkanlah sejak bayi untuk memulai mengenakan pakaian
dari sebelah kanan.
Aisyah
Radhiallaahu 'anha di dalam haditsnya berkata: "Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa sallam suka bertayammun (memulai dengan yang kanan) di dalam segala
perihalnya, ketika memakai sandal, menyisir rambut dan bersuci'.
(Muttafaq'-alaih).
Ajarkan
pula untuk membiasakan pakaian Muslim, misal buatkan gamis atau jubah untuk
bayi laku-laki dan celana di atas mata kaki Karena Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa sallam telah bersabda : "Apa yang berada di bawah kedua mata
kaki dari kain itu di dalam neraka" (HR. Al-Bukhari). Adapun untuk bayi
perempuan adalah gamis plus jilbab agar mereka terbiasa berpakian Islami.
Hindarkan dari pakaian bergambar makhluk hidup dan carikan motif kotak-kotak
atau garis-garis atau kembang atau motif mobil-mobilan dan sebagainya selain
manusia dan binatang.
2.
Belajar adzan. Coba diajarkan agar bayi suka mendengar adzan dan ia tahu bahwa
suara adzan adalah lafalnya seperti itu. Kita peragakan dengan gerakan
menempelkan tangan di telinga. Maka jika sewaktu-waktu terdengar adzan dari
masjid atau radio dengan serta merta gerakan reflek si bayi akan spontan
menempelkan tangan ke telinga memberitahu kita bahwa ada yang adzan.
Subhanallah.
3.
Belajar sholat. Biasakan kita untuk sholat dalam keadaan sepengatahuan bayi.
(Inilah hikmah dari rumah yang mungil..ihiks.) sehingga bayi sudah hapal
gerakan sholat dari takbiratul ihram, bersedekap, ruku, sujud. Maka kalau kita
katakan, "bagaimana sholatnya, sayang?" ketika kita ucapkan,
"Allaahu akbar" dengan spontan bayi akan membuat gerakan takbir,
bersedekap, lalu ruku, dan sujud. subhanallah.
4.
Belajar berdoa. Hal ini bisa dilakukan dengan selalu berdoa dalam keadaan
sepengatahuan bayi. Kita praktikkan berdoa dengan cara mengangkat kedua tangan
dan menempelkan keduanya. Maka kalau kita katakan, "yuk kita berdoa,
sayang?" maka dengan gerakan spontan bayi akan membuat gerakan berdoa. Subhanallah.
5. Ucapkan salam dan cium tangan. Perkara cium tangan
(salim) adalah adat kebiasaan masyarakat untuk menghormati orangtua. Tidak
mengapa dipraktikkan karena tidak menyalahi syariat dan sudah dipahami
masyarakat untuk menghormati orang tua. Maka biasakan ketika abi mau kerja, abi
mengucapkan salam dan umi menjawabnya lalu salim terlebih dahulu yang diikuti
bayi, demikian pula ketika abi pulang kerja, ucapkan salam sebelum masuk rumah
dan umi menjawabnya lalu salim terlebih dahulu yang diikuti bayi. Sehingga bayi
akan terbiasa mendengarkan salam dan cium tangan kepada orangtua misal
eyangnya, mbahnya, om, pakde, tante, atau bude dan selainnya. Allah Tabaroka
wata'ala berfirman,
"Maka apabila kamu memasuki rumah-rumah
hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam)
kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi
berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat (Nya) bagimu, agar
kamu memahaminya. (QS. An Nuur: 61)
6. Buang air. Naah ini perkara penting yang harus
diajarkan sejak dini. Biasakan bayi pipis di kamar mandi, tidak boleh pipis
dengan cara ngompol. Biasakan sebelum bayi bobo malam ajak dia ke kamar mandi
untuk pipis, buka celananya dan ucapkan, "sss...sss...sss" insya
Allah pipisnya akan keluar. Langsung dicebok ya, karena adab dalam Islam adalah
cebok setelah pipis agar kemaluannya suci. Setelah itu biasakan bayi cuci
tangan dan cuci kaki. Demikian juga ketika bangun bobo langsung kita bawa ke
kamar mandi untuk pipis, buka celananya dan ucapkan,
"sss...sss...sss" insya Allah pipisnya akan keluar, cebok, cuci
tangan dan cuci kaki. Maka bayi ndak akan ngompol.
Ajarkan bayi doa masuk ke kamar mandi dengan kita
mengeraskan bacaannya supaya ia mendengar,
“Dengan namamu, Yaa Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepadaMu dari godaan syaitan laki-laki dan perempuan”.
Dan doa keluar dari kamar mandi,
“Aku minta ampun kepadaMu”.
Dan dengan spontan akan tumbuh dengan sendirinya
pemikiran bayi bahwa pipis harus di kamar mandi. Hingga ketika bayi merasakan
akan pipis ia akan berceloteh (kan blm bisa ngomong) sambil menunjuk
kemaluannya, ini menandakan ia mau pipis, dan segeralah kita bawa ke kamar
mandi. Pola pikir seperti ini akan terus ada bila ziaroh ke rumah
saudara-saudaranya yang lain. Subhanallah.
7. Adab maem dan mimik. Di sini bayi bisa kita
biasakan untuk maem dan mimik dengan tangan kanan. Ini adalah sunnah untuk maem dan
mimik dengan tangan kanan dan ancaman menyelisihinya.
Dari
Salamah bin Al-Akwa', bahwasanya seseorang pernah makan di sisi Rasulullah
dengan tangan kirinya. Maka beliau berkata: "Makanlah dengan tangan
kananmu!" Orang itu berkata: "Saya tidak bisa." (Maka) beliau
berkata: "Kamu tidak akan bisa." Tidak ada yang menghalangi orang
tersebut (untuk makan dengan tangan kanannya) melainkan hanya kesombongan.
Berkata
(Salamah bin Al-Akwa'): "Maka orang itu pun (akhirnya) tidak bisa
mengangkat tangan (kanan)nya ke mulutnya." (HR. Muslim no.2021)
Jika terkadang bayi suka maem biscuit nya sendirian
ia sudah terbiasa memegang biscuitnya dengan tangan kanan mungilnya. Subhanallah.
Kemudian, biasakan untuk mengucapkan
"bismillah" ketika menyuapi bayi. Sehingga bayi sering mendengar
kalimat tersebut dan suatu saat jika ia sudah bisa berbicara akan spontan
mengucap "bismillah" sebelum maem dan mimik. Subhanallah.
8. Adab sebelum bobo dan bangun dari bobo. Hal ini
bisa diajarkan ketika bayi mau bobo malam agar ia terbiasa mendengarkan lafal
doa sebelum bobo dan suatu saat bisa cepat menghapalnya:
“Dengan namaMu, ya Allah! Aku mati dan hidup.” Lalu
meniup kedua telapak tangannya dan mengusapinya dari ujung kepala kepada sampai
mata kaki.
Dan ketika bangun bobo baca doa:
“Segala puji bagi Allah, yang membangunkan kami
setelah ditidurkanNya dan kepadaNya kami dibangitkan.”
Demikianlah contoh-contoh untuk mengajarkan adab
Islami kepada bayi kita, dan di sana masih banyak lagi adab-adab Islami yang
lainnya. Dan sering-seringlah memberikan pujian kepada bayi apabila ia
mempraktikkan suatu gerakan yang baik dengan misalnya ucapan, "anak
pintaaar" atau "anak shaaliiiih" dan semacamnya berupa doa-doa
yang sering kita berikan sambil membelai rambutnya, "Baarokallaahu
fiik" atau "Hadakallaah" atau "ashlahakallah".
Oh ya, biasakan yach bayi bangun pagi sebelum jam
6.00 WIB dan langsung pakpung (mandi). karena sebagai pembelajaran nanti dia
dewasa untuk sholat shubuh bersama abi di masjid. Kalau bayi pakpung siang maka
akan membiasakan ia malas pakpung pagi. Dan tentu saja abi dan umi memberi
teladan untuk mandi pagi sebelum sholat shubuh dan bagi abi sholat shubuh
berjamaah di masjid.
Taklim rutin
Ajaklah bayi untuk menghadiri kajian rutin Ahlus
Sunnah sehingga ia akan terbiasa mendengarkan kajian Islam dan bertemu dengan
temen-temannya sesama bayi. Demikian pula setiap hari perdengarkanlah ia suara
rekaman kajian via kaset atau mp3 agar ia sudah terbiasa mendengarkan kajian
Islam, murottal (bacaan Al Quran) dan jauh darinya suara-suara musik seruling
syaithan. Kan ada tuch mp3 Al Quran anak-anak, seperti si kecil Ahmad Saud,
Muhammad Thoha Al Junayd, atau tadarus anak-anak bersama Al Minsyawi.
Yang
perlu dipahami adalah bahwasanya usia bayi adalah usia pembelajaran yang siap
untuk menerima segala pelajaran. Makanya inilah saatnya memberikan anak
pemahaman yang benar tentang adab-adab Islami. Jangan pernah mengatakan,
"jangan" atau "tidak" kepada anak karena hanya akan
membentuk sebuah pola diktator. Namun berilah jawaban, "Sayang, kalau kamu
melakukan ini akan berakibat ini dan itu, begini saja yach" Lalu berilah
ia pengganti atau solusi yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar