Mengambil Hikmah Dari 15 Filosofi Hidup Orang Jawa
1). Ngluruk
Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha (Berjuang
tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan;
Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya
tanpa didasari kebendaan)
2). Datan
Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang
sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan
sesuatu).
3). Alon-alon
waton klakon Filosofi ini sebenarnya berisikan pesan tentang safety.
Padahal kandungan maknanya sangat dalam. Filosofi ini mengisyaratkan tentang
kehati-hatian, waspada, istiqomah, keuletan, dan yang jelas tentang safety.
4). Saiki
jaman edan yen ora edan ora komanan, sing bejo sing eling lan waspodo.
Hanya orang yang ingat kepada Allah (disini saja juga tidak cukup) dan waspada terhadap duri-duri kehidupan yang setiap saat bisa datang dan menghujam kehidupan, sehingga bisa mengakibatkan musibah yang berkepanjangan.
Hanya orang yang ingat kepada Allah (disini saja juga tidak cukup) dan waspada terhadap duri-duri kehidupan yang setiap saat bisa datang dan menghujam kehidupan, sehingga bisa mengakibatkan musibah yang berkepanjangan.
5). Aja
Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka (Jangan merasa
paling pandai agar tidak salah arah; jangan suka berbuat curang agar tidak
celaka).
6). Aja
Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung
oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).
7). Aja
Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan
mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).
8). Mangan
ora mangan sing penting ngumpul. 'Makan
tidak makan yang penting kumpul'. Filosofi ini adalah sebuah peribahasa.
Kalimat peribahasa tidaklah tepat kalau diartikan secara aktual. Filosofi ini
sangat penting bagi kehidupan berdemokrasi. Kalau bangsa kita mendasarkan demokrasi
dengan falsafah diatas saya yakin negara kita pasti akan aman, tentram dan
sejahtera.'Mangan ora mangan' melambangkan eforia demokrasi, yang mungkin satu
pihak mendapatkan sesuatu (kekuasaan) dan yang lain pihak tidak. Yg tdk dapat
apa-apa tetap legowo. 'Sing penting ngumpul' melambangkan berpegang teguh pada
persatuan, yang artinya bersatu untuk tujuan bersama. Saya pikir
Filosofi 'Mangan ora mangan sing penting kumpul' adalah filosofi yang cocok
yang bisa mendasari kehidupan demokrasi bangsa Indonesia agar tujuan bangsa ini
tercapai.
9). Nrimo
ing pandum. Arti yang mendalam menunjukan pada sikap
Kejujuran, keiklasan, ringan dalam bekerja dan ketidakinginan untuk korupsi.
Inti filosofi ini adalah Orang harus iklas menerima hasil dari usaha yang sudah
dia kerjakan.
10). Urip
Iku Urup (Hidup itu Nyala,
Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin
besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun
manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang
meresahkan masyarakat).
1). Memayu
Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia
harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta
memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).
12). Sura
Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras
hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut
hati dan sabar)
13) Aja
Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur
oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar
tidak kendor niat dan kendor semangat).
14). Aja
Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti).
15). Wong
jowo ki gampang di tekuk-tekuk. Filosofi ini juga berupa ungkapan
peribahasa yang dalam bahasa Indonesia adalah 'Orang Jawa itu mudah
ditekuk-tekuk'. Ungkapan ini menunjukan fleksibelitas dari orang jawa dalam
kehidupan. Kemudahan bergaul dan kemampuan hidup di level manapun baik miskin,
kaya, pejabat atau pesuruh sekali pun. Orang yang memegang filosofi ini akan
selalu giat bekerja dan selalu ulet dalam meraih cita-citanya
1). Ngluruk
Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha
(Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau
mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau
keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan)
2).
Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah
Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan
sedih manakala kehilangan sesuatu).
3).
Alon-alon waton klakon Filosofi ini sebenarnya berisikan pesan tentang safety.
Padahal kandungan maknanya sangat dalam. Filosofi ini mengisyaratkan tentang
kehati-hatian, waspada, istiqomah, keuletan, dan yang jelas tentang safety.
4).
Saiki jaman edan yen ora edan ora
komanan, sing bejo sing eling lan waspodo. Hanya orang yang ingat kepada Allah
(disini saja juga tidak cukup) dan waspada terhadap duri-duri kehidupan yang
setiap saat bisa datang dan menghujam kehidupan, sehingga bisa mengakibatkan
musibah yang berkepanjangan.
5).
Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja
Cidra Mundak Cilaka (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; jangan
suka berbuat curang agar tidak celaka).
6).
Aja Ketungkul Marang Kalungguhan,
Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan
untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).
7).
Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan,
Aja Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah
terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).
8).
Mangan ora mangan sing penting
ngumpul. 'Makan tidak makan yang penting kumpul'. Filosofi ini adalah sebuah
peribahasa. Kalimat peribahasa tidaklah tepat kalau diartikan secara aktual.
Filosofi ini sangat penting bagi kehidupan berdemokrasi. Kalau bangsa kita
mendasarkan demokrasi dengan falsafah diatas saya yakin negara kita pasti akan
aman, tentram dan sejahtera.'Mangan ora mangan' melambangkan eforia demokrasi,
yang mungkin satu pihak mendapatkan sesuatu (kekuasaan) dan yang lain pihak
tidak. Yg tdk dapat apa-apa tetap legowo. 'Sing penting ngumpul' melambangkan
berpegang teguh pada persatuan, yang artinya bersatu untuk tujuan bersama. Saya
pikir Filosofi 'Mangan ora mangan sing penting kumpul' adalah filosofi yang
cocok yang bisa mendasari kehidupan demokrasi bangsa Indonesia agar tujuan bangsa ini
tercapai.
9).
Nrimo ing pandum. Arti yang mendalam
menunjukan pada sikap Kejujuran, keiklasan, ringan dalam bekerja dan
ketidakinginan untuk korupsi. Inti filosofi ini adalah Orang harus iklas
menerima hasil dari usaha yang sudah dia kerjakan.
10).
Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang
lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan
lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai
kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat).
11).
Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia harus
mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas
sifat angkara murka, serakah dan tamak).
12).
Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras hati, picik,
angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar)
13) Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh
hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak
kendor niat dan kendor semangat). 14). Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan
sok kuasa, sok besar, sok sakti).
15).
Wong jowo ki gampang di tekuk-tekuk.
Filosofi ini juga berupa ungkapan peribahasa yang dalam bahasa Indonesia adalah
'Orang Jawa itu mudah ditekuk-tekuk'. Ungkapan ini menunjukan fleksibelitas
dari orang jawa dalam kehidupan. Kemudahan bergaul dan kemampuan hidup di level
manapun baik miskin, kaya, pejabat atau pesuruh sekali pun. Orang yang memegang
filosofi ini akan selalu giat bekerja dan selalu ulet dalam meraih cita-citanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar