Rabu, 30 April 2014

SEJARAH HARI BURUH


Hari Buruh pada umumnya dirayakan pada tanggal 1 Mei, dan dikenal dengan sebutan May Day. Hari buruh ini adalah sebuah hari libur (di beberapa negara) tahunan yang berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh. Bagaimana sejarah Hari Buruh itu? Hari Buruh lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial. Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis ekonomi-politik, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja. Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi di tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini membawa para pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya. Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat. Ada dua orang yang dianggap telah menyumbangkan gagasan untuk menghormati para pekerja, Peter McGuire dan Matthew Maguire, seorang pekerja mesin dari Paterson, New Jarsey. Pada tahun 1872, McGuire dan 100.000 pekerja melakukan aksi mogok untuk menuntut mengurangan jam kerja. McGuire lalu melanjutkan dengan berbicara dengan para pekerja and para pengangguran, melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur. McGuire menjadi terkenal dengan sebutan "pengganggu ketenangan masyarakat". Pada tahun 1881, McGuire pindah ke St. Louis, Missouri dan memulai untuk mengorganisasi para tukang kayu. Akhirnya didirikanlah sebuah persatuan yang terdiri atas tukang kayu di Chicago, dengan McGuire sebagai Sekretaris Umum dari "United Brotherhood of Carpenters and Joiners of America". Ide untuk mengorganisasikan pekerja menurut bidang keahlian mereka kemudian merebak ke seluruh negara. McGuire dan para pekerja di kota-kota lain merencanakan hari libur untuk Para pekerja di setiap Senin Pertama Bulan September di antara Hari Kemerdekaan dan hari Pengucapan Syukur. Pada tanggal 5 September 1882, parade Hari Buruh pertama diadakan di kota New York dengan peserta 20.000 orang yang membawa spanduk bertulisan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi. Maguire dan McGuire memainkan peran penting dalam menyelenggarakan parade ini. Dalam tahun-tahun berikutnya, gagasan ini menyebar dan semua negara bagian merayakannya. Pada 1887, Oregon menjadi negara bagian pertama yang menjadikannya hari libur umum. Pada 1894. Presider Grover Cleveland menandatangani sebuah undang-undang yang menjadikan minggu pertama bulan September hari libur umum resmi nasional. Kongres Internasional Pertama diselenggarakan pada September 1866 di Jenewa, Swiss, dihadiri berbagai elemen organisasi pekerja belahan dunia. Kongres ini menetapkan sebuah tuntutan mereduksi jam kerja menjadi delapan jam sehari, yang sebelumnya (masih pada tahun sama) telah dilakukan National Labour Union di AS: Sebagaimana batasan-batasan ini mewakili tuntutan umum kelas pekerja Amerika Serikat, maka kongres mengubah tuntutan ini menjadi landasan umum kelas pekerja seluruh dunia. Satu Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Konggres 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions untuk, selain memberikan momen tuntutan delapan jam sehari, memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut. Tanggal 1 Mei dipilih karena pada 1884 Federation of Organized Trades and Labor Unions, yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872, menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886. 
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_

Waspada! Ada Pemurtadan Aqidah di Hari Buruh

Tanggal 1 Mei dikenal sebagai hari buruh (may day) internasional. Biasanya di berbagai negara, termasuk di Indonesia, hari buruh diperingati dengan melakukan aksi unjuk rasa atau demonstrasi oleh para buruh. Dalam demonstrasi tersebut, para buruh menyampaikan tuntutan-tuntutannya kepada para pengusaha dan pemerintah yang punya tanggung jawab terhadap kelangsung profsei mereka.
Tuntuan-tuntuan itu seputar out sourching, (tenaga kerja kontrak), kenaikan upah buruh, jaminan kesehatan, cuti hamil dan pasca melahirkan bagi tenaga kerja perempuan, sampai dengan jam kerja yang manusiawi. Dalam sejarahnya, hari buruh ini, memang lahir dari aksi para buruh pada abad ke 19 yang melakukan unjuk rasa untuk menuntut jam kerja dari 19-20 jam per hari menjadi 8 jam per hari.  
Bagi umat Muslim, khususnya yang berprofesi sebagai buruh, hari buruh memang terlihat sangat mendukung profesi mereka. Namun, mereka harus menyikapinya dengan sangat hati-hati. Penyebabnya adalah dalam peringatan atau penetapan tanggal 1 Mei sebagai hari buruh, ternyata dibalik itu tersimpan juga hal-hal yang akan membuat aqidah seseorang tercabut dan murtad dari agama Islam. Berikut ini adalah beberapa konspirasi dibalik tanggal 1 Mei tersebut.
1 Mei (May Day) Bertepatan Dengan Lahirnya Iluminati
Pada Tanggal 1 Mei 1776, sebuah perkumpulan persaudaraan rahasia didirikan. Pengagasnya adalah Adam Weishaupt. Nama kelompok ini adalah Illuminati. Gerakan ini didirikan dengan nama Ordo Illuminati, dengan anggota awalnya sebanyak lima orang, dipelopori oleh Adam Weishaupt. Dia adalah profesor hukum kanon di Universitas Ingolstadt. Kelompok ini terdiri dari para pemikir bebas dan mencontoh gerakan orang-orang Yahudi, Freemason.
Anggota Illuminati melakukan sumpah rahasia dan berikrar untuk mengabdi kepada atasan mereka. Anggotanya dibagi menjadi tiga kelas, masing-masing dengan beberapa tingkatan, dan banyak cabang Illuminati menarik orang-orang terkenal Yahudi yang kemudian menjadi penguasa di beberapa negara di dunia.
Saat ini, Illuminati sudah memasuki seluruh kehidupan peradaban bangsa di dunia. Dia melakukan kendali politik dari jarak jauh. Mengadu domba antara rakyat dan pemerintahnya. Semuanya itu dilakukannya dalam rangka melemahkan bangsa tersebut agar menjadi budak "dunia baru" yang dicita-citakannya. Ironisnya, mulai 2014, di Indonesia hari kelahiran Illuminati dijadikan sebagai hari libur nasional.
1 Mei; Dari Kaum Sosialis, Kematian Osama, Sampai Penyembahan Dewa
1 Mei juga untuk kaum sosialis merupakan hari International Workers' Day. Selain itu, Pada malam tanggal 1 Mei juga, beberapa orang Amerika memperingati kematian Osama bin Laden. Apakah mulai sekarang Amerika akan memiliki alasan untuk bergabung dengan sosialis seluruh dunia dan juga merayakan tanggal 1 Mei? Wallahu’alam.
Pada tanggal 1 Mei di banyak negara resmi merupakan awal dimulainya musim panas. Hari Itu ketika "Hari Baru - New Day" dari Matahari Terbit" dirayakan. Pada tanggal ini juga, banyak negara menyambut hari awal dimulainya musim panas. Saat matahari terbit yang dianggap "Kelahiran Dewa" dirayakan.
Disaat ratusan ribu buruh berteriak, menuntut kebijakan, kebebasan dan haknya, pada saat itu juga dan pada tanggal yang sama, ratusan dan ribuan satanic meneriakkan gelora pembebasan bagi makhluk sesembahan mereka, yakni Setan. Disaat itulah mereka merasa menemukan hari baru dalam dunia mereka.
Untuk para buruh yang merasa menyuarakan hak-haknya, mohon pertimbangkan hal ini, maukah anda disamakan sebagai pemuja syaitan dan menuntut kebebasan bagi para pemuja setan....??? Nau’udzu billahi min dzalik. [PurWD/Adi/voa-islam.com]


Cara Positif Memperingati Hari Buruh


Para pekerja lebih memilih untuk menghabiskan waktu libur pada 1 Mei dengan melakukan aksi unjuk rasa adalah minimnya pemahaman mengenai Hari Buruh Internasional

Hari Buruh Internasional tanggal 1 Mei atau lebih dikenal dengan sebutan May Day merupakan hari libur tahunan seluruh pekerja di dunia. Di Indonesia, peringatan Hari Buruh Internasional selalu diidentikkan dengan kegiatan-kegiatan negatif seperti aksi unjuk rasa buruh, kerusuhan dan lain sebagainya.
Pada dasarnya pekerja tidak dilarang untuk melaksanakan aksi unjuk rasa pada May Day karena Indonesia merupakan negara yang menganut asas demokrasi, asalkan tidak mengganggu kepentingan orang banyak. Namun, para pekerja/buruh di Indonesia banyak yang salah tidak memahami asas demokrasi ini sehingga aksi unjuk rasa yang dilakukan memperingati Hari Buruh Internasional cenderung menimbulkan kerusuhan dan hal negatif lain.
Salah satu penyebab para pekerja lebih memilih untuk menghabiskan waktu libur pada 1 Mei dengan melakukan aksi unjuk rasa adalah minimnya pemahaman mengenai Hari Buruh Internasional. Padahal Hari Buruh Internasional merupakan perayaan keberhasilan ekonomi dan sosial dari kalangan pekerja oleh karena itu perayaan Hari Buruh Internasional seharusnya tidak dilakukan dengan aksi-aksi demonstrasi yang disertai dengan kerusuhan.
Di beberapa negara dengan tingkat pendidikan pekerja yang tinggi, seperti Amerika, Inggris dan Australia, kecenderungan memperingati May Day dengan aksi unjuk rasa telah lama bergeser ke kegiatan-kegiatan yang lebih positif. Para pekerja  di negara tersebut lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya. Minimnya tingkat pemahaman pekerja di Indonesia mengenai Hari Buruh Internasional semakin diperparah dengan waktu libur yang hanya satu hari saja dan tidak disediakannya kegiatan-kegiatan positif bagi para pekerja.
Peringatan Hari Buruh Internasional tidak harus diisi dengan aksi demonstrasi pekerja dengan jumlah massa yang besar , namun May Day juga dapat diperingati dengan cara-cara yang jauh lebih positif daripada sekedar aksi unjuk rasa.May Day dapat diperingati dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang memiliki manfaat besar bagi lingkungan sosial, terutama bagi lingkungan pekerja seperti kegiatan menanam pohon/ reboisasi, donor darah, bakti sosial dan lain sebagainya.
Selain itu, Hari Buruh Internasional juga dapat diperingati dengan acara-acara yang dapat mengembalikan sekaligus meningkatkan semangat kerja dari buruh seperti acara-acara konser musik, jalan sehat atau sepeda sehat berhadiah dan pemberian reward / penghargaan terhadap para pekerja yang memiliki prestasi kerja tinggi.
Pelaksanaan acara-acara yang bersifat positif tersebut diharapkan dapat meminimalisir potensi kerawanan dan kerugian yang dapat muncul sebagai akibat dari perayaan Hari Buruh Internasional seperti kerusuhan dan kemacetan jalan. Akan tetapi, untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan positif tersebut diperlukan biaya yang tidak sedikit. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan kegiatan gabungan antara perusahaan satu dengan perusahaan-perusahaan yang lain dan difasilitasi oleh pihak Pemerintah Daerah (Pemda).
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa peringatan Hari Buruh Internasional setiap tanggal 1 Mei dapat dilakukan dengan menyelenggarakan event-event yang bermanfaat sekaligus dapat meningkatkan semangat kerja seperti kegiatan donor darah, pemberian reward terhadap pekerja berprestasi, acara-acara hiburan dan lain sebagainya.
Dengan diselenggarakannya acara-acara positif tersebut dapat menekan potensi kerawanan yang dapat muncul dari aksi peringatan Hari Buruh Internasional. Akan tetapi, pelaksanakan acara-acara dalam rangka peringatan Hari Buruh Internasional memerlukan biaya yang relatif besar, oleh karena itu diperlukan partisipasi aktif dari Pemerintah, terutama Pemerintah Daerah, untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan positif pada May Day.
Selain itu, juga diperlukan peran dari masing-masing perusahaan dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan secara terpisah maupun gabungan dengan perusahaan-perusahaan yang lain.|POL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar